Hello Saturday, setiap sabtu berarti waktunya Broker Series yang baru. Pada kesempatan kali ini, Hopemity akan membahas salah satu Broker Sekuritas milik BUMN yang berada satu bendera dibawah holding Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Namanya PT Danareksa Sekuritas. Danareksa ga langsung direct ownership dari BBRI tapi aliran dananya masuk melalui holding group yang Namanya PT Danareksa (Persero). Pengen tau lebih jauh? Baca terus sampe habis ya.
Company Information
PT Danareksa Sekuritas berdiri sejak 1992 dengan visi menjadi perusahaan penyedia jasa keuangan terkemuka. PT Danareksa Sekuritas memberikan layanan kegiatan penjaminan emisi, perantara perdagangan efek, serta financial advisory bagi perusahaan swasta dan BUMN. Selain itu kelebihan dari Danareksa Sekuritas yaitu memiliki aliansi dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, salah satu bank terbesar di Indonesia yang telah dimulai sejak 2018 lalu. PT Danareksa Sekuritas diakuisisi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) pada tanggal 27 September 2018. Tidak hanya Danareksa Sekuritas saja, tetapi dari holding Danareksa pun sekaligus diakuisisi oleh BBRI yang menghabiskan IDR 447 B dengan imbal balik sebesar 65% saham kepemilikan dari PT Danareksa. PT Danareksa memiliki kepemilikan dari PT Danareksa Sekuritas sebesar 33% dan BBRI 67% dengan nominal akusisi sebesar IDR 819 B. Setelah diakuisisi PT Danareksa Sekuritas semakin spesifik menjadi berfokus memperkuat retail market di Indonesia.
Danareksa Group historical performance:




Company awards & achievements
Beberapa pencapaian PT Danareksa Sekuritas yaitu,
- IPO PT Blue Bird Tbk, IDR 2.447 B di tahun 2014 sebagai Joint Lead Underwriters.
- PT Waskita Toll Road mengakuisisi PT TJT di tahun 2016 sebagai Transaction Advisor.
- IPO PT Waskita Beton Precast Tbk, IDR 5.167 B di tahun 2016 sebagai Joint Lead Underwriters.
- Obligasi PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, IDR 7 T di tahun 2015 sebagai Joint Lead Underwriters.
- Global MTN PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), USD 1 B di tahun 2012 sebagai Co-Managers.
- Rights Issue PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, IDR 11.680 B di tahun 2011 sebagai Joint Standby Buyers.
- IPO PT PP Presisi Tbk, IDR 1.011 T di tahun 2017 sebagai Joint Lead Underwriters.
- IPO PT GMF AeroAsia Tbk, IDR 1.13 T di tahun 2017 sebagai Joint Lead Underwriters.
- Global MTN Republic of Indonesia, USD 4 B di tahun 2017 sebagai Co-Managers.
- Global MTN Republic of Indonesia, EUR 2 B di tahun 2017 sebagai Co-Managers.
- Melakukan penjaminan emisi obligasi (Bonds Underwriting) sebesar IDR 16.8 T.
- Mendapatkan peringkat kedua dalam Perantara Perdagangan Obligasi Perusahaan.
- Meningkatkan volume transaksi perdagangan obligasi pemerintah (government bond) menjadi IDR 126.7 T in 2019 compared to IDR 105.3 T in 2018.
2020 Targets
Pada awal tahun 2020 Danareksa Sekuritas sudah menetapkan beberapa rancangan yang akan dilakukan di 2020 ini, nah apa aja ya itu? Simak informasinya sebagai berikut.
Pertama, Danareksa Sekuritas akan mempersiapkan corporate center yang cepat tanggap dan simple serta dinamis untuk mendukung berbagai pengembangan bisnis di dalam Danareksa Group. Kemudian yang kedua yaitu, menjalankan pengelolaan likuiditas yang optimal, efisien, dan efektif guna mendukung aktivitas usaha di lingkungan Grup Danareksa, termasuk dalam hal ini efisiensi cost of fund yang didukung dengan system pengelolaan keuangan yang teruji dan up to date. Ketiga, tentu untuk menjalankan pengembangan bisnis dengan mengutamakan entitas anak dan asosiasi yang ada. Jadi secara keseluruhan, Danareksa Sekuritas ada sebagai support group dalam bidang sekuritas dan selain itu dapat digunakan untuk pengembangan entity BUMN lainnya. Nah walaupun masih bersifat umum yang disampaikan, tetapi secara konsep sudah dapat dipahami bahwa Danareksa adalah sekuritas nya BUMN bila ada kebutuhan di IHSG & KSEI.
How well they performed,
Selama tahun 2020 berjalan, tidak ada yang tau akan terjadi pandemi COVID-19. Danareksa pun tidak luput, salah satu aksi PT Danareksa Sekuritas di tahun ini yaitu melakukan buyback PT Bank BRIsyariah (Persero) Tbk (BRIS), budget IDR 3 T dan PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) dengan nominal IDR 2.5 T. Hal ini berlangsung berkala sepanjang 2020 hingga Oktober 2020. Mengapa buyback? Dikarenakan kondisi perekonomian yang tidak pasti dan keadaan yang besar kemungkinan akan terjadi krisis lanjutan apabila bila melihat kondisi global yang tidak kondusif atas konflik USA dan China. Oleh karena itu, tindakan buyback menjadi opsi yang bisa dilakukan. Ketika buyback berarti saham yang beredar di pasaran akan berkurang karena dibeli kembali oleh perusahaan ketika jumlah saham beredar semakin sedikit, berarti volatilitas harga nya bisa lebih dikendalikan oleh perusahaan. Tetapi ada kemungkinan kedua yaitu sebagai upaya meraup profit, dengan membeli nominal yang banyak dan membuat harga melambung tinggi akan memancing investor lainnya untuk ikut membeli sehingga terus naik. Lalu karena sudah beli di kondisi murah, saat nya menjual dalam jumlah banyak yang membuat margin harga dalam waktu singkat itu menjadi cash on hand. Atau dikenal dengan istilah menggoreng saham. Saham yang dapat digoreng biasanya saham yang nilainya masih relatif kecil. Progress buyback atas saham BRIS dan AGRO sempat menjadi trending topic karena kenaikan yang sangat signifikan sampai ke titik sudah pulih dari dampak pandemic dan terus bertumbuh.