Life is a journey becoming the best version of ourselves. 

Ikigai (生き甲斐, dibaca [ikiɡai]) adalah sebuah konsep dari Jepang yang memiliki arti “sebuah tujuan dari kehidupan” . Kata “ikigai” biasa digunakan untuk mengindikasi nilai dari sebuah kehidupan atau hal-hal yang membuat hidup bermakna. Di artikel kali ini, akan fokus membahas tentang bagian Profesi di rangkaian Ikigai. Semoga bisa bermanfaat.

Ikigai – a reason for being

Profession atau profesi dalam bahasa Indonesia memiliki arti,

profesi/pro·fe·si/ /profési/ n bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu;
-kamus besar bahasa indonesia

Profession berada diantara hal apa yang menghasilkan uang dan juga hal apa yang kita mahir lakukan. Mari kita pahami lebih lanjut.

Kita akan mulai dari sisi hal apa yang menghasilkan uang. Secara sederhana, “Hal apa yang menghasilkan uang” yaitu contohnya pelukis, pelukis melakukan kegiatan melukis yang berasal dari apa yang dia pikirkan atau melukis replika sesuatu yang nyata, kegiatan melukis tersebut akan menghasilkan karya yang disebut lukisan. Lukisan ketika ditemukan oleh orang yang tepat maka akan menghasilkan uang. Timbal balik dari lukisan yang dibuat sang pelukis adalah uang dari orang yang tepat tersebut atau merupakan sebuah apresiasi timbal balik atas nilai dari karya sang pelukis. Dalam contoh ini, nilai uang didasari atas apresiasi dan keindahan dari karya lukisan tersebut. Contoh lain dari profession yaitu, seseorang sarjana hukum yang bekerja sebagai pengacara. Dalam contoh ini uang yang diterima akan sesuai dengan kontrak yang disetujui kedua belah pihak pada awal memulai kerjasama / ketenagakerjaannya. Dari sisi si pengacara, waktu & kemampuan dia ditukar dengan uang dari si pemilik firma hukum tersebut. Uang pada dasarnya hanyalah alat tukar dalam kehidupan bermasyarakat.

Figure 1. Ikigai Profession

Berlanjut ke “Hal apa yang mahir kita lakukan”, pada poin berikut akan lebih berfokus pada kemampuan kita. Karena setiap manusia punya kelebihan dan kekurangan nya masing-masing, hal ini menimbulkan kemahiran setiap orang akan berbeda-beda atau sering kita sebut bakat/talenta. Talenta tidak bisa dipilih, talenta ada sebagaimana kita ada, dikarenakan setiap individu punya tujuan yang spesifik dalam kehidupan, talenta setiap individu pun akan membantu individu mencapai tujuan dalam hidupnya. Tetapi tidak setiap kemahiran hanya berdasar pada bakat/talenta seseorang. Untuk individu bisa mahir dalam suatu hal, bisa juga dicapai dengan kerja keras dalam bentuk latihan yang rutin dan konsisten dilakukan. Berdasarkan buku Grit karya Angela Duckworth disampaikan juga yaitu untuk bisa mahir dalam suatu hal butuh kurang lebih 10.000 jam melakukan hal tersebut. Walaupun 10.000 jam bukanlah sebuah angka yang absolute, untuk orang yang bekerja keras + bakat/talenta bisa saja kurang dari 10.000 jam. Kenyataannya, bakat saja tidak cukup untuk bisa berada di posisi teratas, pasti ada puncak yang lebih tinggi dari posisi kita sekarang. Contoh dari “Hal apa yang mahir kita lakukan” yaitu, Lionel Messi, pemain bola asal argentina yang sangat mahir dalam bermain sepakbola dan sangat berbakat bermain sepakbola. Walaupun ada juga Cristiano Ronaldo yang mahir dalam sepakbola tetapi dengan porsi kerja keras yang lebih tinggi dibanding bakatnya bila dibandingkan dengan Messi.

Figure 3. Ikigai Profession

Ketika kita berjalan di jalan Profession, kerap kali disandingkan dengan sebutan berpengalaman di bidangnya. Memang betul semakin kita mendalami suatu hal, maka makin banyak perks yang kita dapat dalam prosesnya. Selain itu, banyak pihak baru percaya dalam konteks untuk bekerjasama dengan individu lain berdasarkan pencapaian atau background individu tersebut. Judge the book by its cover, merupakan standar yang berlaku di masa kita sekarang.

Menjadi mahir dan dibutuhkan perusahaan/orang lain sangatlah baik untuk dicapai. Tapi jangan lupa untuk bertanya ke diri sendiri, “apakah ini hal yang ingin kulakukan seumur hidupku?”. Nyatanya banyak yang terjebak untuk pemenuhan kebutuhan hidup, akhirnya bertahan di profesi yang sebenarnya dia tidak sukai/hidupi. Setiap pagi memulai hari, bawaannya ngga semangat, dan terburuknya hanya menjalankan profesi untuk mendapat gaji setiap bulannya. Dan siapa sangka, hal ini banyak ditemukan di kota besar, makanya industri hiburan sangatlah beragam dan berkembang kian pesat sepanjang jaman.

Figure 2. Ikigai Profession

Hati-hati akan godaan yang ada, kenali betul apa yang diri kita ingini. Tetapi jangan semerta-merta menuruti setiap keinginan pribadi yang muncul. Test terlebih dahulu, salah satu contoh test yang bisa dilakukan yaitu 10 seconds rule. Apapun yang kita terpikir lalu impulsive untuk lakukan, tahan 10 detik. Tenangkan diri dan biarkan hasrat itu pergi, bila setelah 10 detik kita sudah tenang lalu cek lagi, bila keinginan itu tetap ada dan bermanfaat untuk kita. Go for it. Bila tidak, let it go and move on.

Masa depan dimulai dari apa yang kita mulai lakukan di saat ini. Tidak ada yang kebetulan, semua hanya keputusan.

Hopemity

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: