Life is a journey becoming the best version of ourselves. 

Ikigai (生き甲斐, dibaca [ikiɡai]) adalah sebuah konsep dari Jepang yang memiliki arti “sebuah tujuan dari kehidupan” . Kata “ikigai” biasa digunakan untuk mengindikasi nilai dari sebuah kehidupan atau hal-hal yang membuat hidup bermakna.

Setelah beberapa minggu terakhir kita sudah membaca mengenai Vocation ; Mission ; Profession. Pada kesempatan kali ini akan kita lihat mengenai PASSION. What is passion? Passion berdasarkan definisi dari thefreedictionary.com mengatakan bahwa Passion merupakan sebuah emosi yang kuat, atau sebuah antusiasme tanpa batas. Sedangkan bila melihat dari versi Ikigai, passion dibuat lebih mudah dimengerti yaitu sesuatu yang kita SUKA untuk lakukan dan pada waktu yang sama MAHIR kita lakukan. Kebanyakan dari para passion-seeker adalah individual yang paham dirinya sendiri dan berani mengambil keputusan yang tidak populer. Perlu dipahami bahwa keputusan kita hari ini merupakan akibat dari keputusan kita sebelum-sebelumnya. Demikian juga apa yang kita putuskan hari ini akan terikat dengan masa depan yang kita alami nanti.

Figure 1.1 Ikigai Series – Passion

Hidup dengan passion membuat diri kita bisa menempuh jalan lebih panjang. Passion dapat membuat kita bertumbuh pesat kearah yang kita yakini. Bila konsisten menghidupi passion, *panjang umur adalah salah satu dampak yang bisa dirasakan, tetapi ada syarat ketentuan yang berlaku. Panjang umur ketika kita memiliki passion yang tidak berbahaya atau beresiko tinggi contoh, terrorist atau jenis lain yang berlawanan dengan hal yang dianggap legal di lingkungan kita berada. Efek panjang umur juga tidak selalu tercapai ketika hanya dialiri passion tapi tanpa adanya standar pemenuhan kebutuhan yang tercapai. Kuncinya, tetap harus menyeimbangkan pola pengeluaran dengan pola pendapatan kita, bila passion yang kita hidupi tidak memberikan kita benefit dalam bentuk uang/reward yang besar, maka pengeluaran pun harus disesuaikan. Passion bukan berarti You Only Live Once kind of living karena YOLO tidak berarti sustain karena hidup tidak hanya sampai hari ini, tetapi akan ada hari esok.

Figure 1.2 Ikigai Series – Passion

Generasi datang dan pergi di dalam bumi yang semakin tua, pada saat bumi menua selalu ada generasi manusia yang baru yang berlahiran. Setiap generasi pun dikategorikan dengan spesifikasi nya masing-masing. Berbeda zaman dan masa sebuah generasi tumbuh dan bergaul, menciptakan berbeda traits/kebiasaan. Kita mulai dari generasi Y yang dikategorikan lahir dari 1981 hingga kelahiran 1996, dan dikenal dengan millenials. Setelah itu ada generasi Z, yang dikategorikan lahir dari 1997 hingga kelahiran 2012. Generasi Y tumbuh dan dewasa di masa transisi sebelum internet dan internet menjadi sebuah kebiasaan yang normal. Sedangkan generasi Z sudah sangat terbiasa dan ketergantungan dengan internet. Generasi Z sangatlah cerdas dan mengetahui banyak hal serta merupakan generasi yang berani mengungkapkan apa yang mereka yakini dan passionate about. Berbeda dengan generasi Y yang terbagi menjadi 2 kuadran besar dimana 1981-1989 dan 1990-1996, pada bagian 1981-1989 mereka tumbuh dengan banyak hidup dan bermain di alam dan berkomunikasi dengan individu lainnya secara langsung, tetapi mengalami tantangan terbesar ketika memasuki fase karir karena mengalami disruption ketika digital-era menjadi sebuah kebiasaan baru. Untuk kuadran 1990-1996 juga mengalami hal yang sama tetapi sudah mulai merasakan hidup dengan internet semenjak di masa pra-dewasa sehingga lebih melek teknologi dan menjadi innovator untuk banyak hal-hal simpel yang dibuat lebih mudah dengan teknologi.

Tetapi ada kesamaan yang nampak bila melihat Y dan Z dibandingkan dengan generasi X yaitu terkait persistence/tahan uji kriteria. Generasi X melewati kondisi pasca-perang dunia 2 yang membuat tantangan dalam hidup dan tingkat bersyukur atas keadaan menjadi sesuatu hal yang men-drive mereka untuk terus dapat berjalan memenuhi kebutuhannya sedangkan untuk generasi Y dan Z keadaan sudah lebih kondusif dan peperangan tidak terjadi dengan mengorbankan banyak nyawa tetapi lebih ke sumber-daya dan kekuasaan secara ekonomi, politik dan digital sehingga Y dan Z dikenal dengan generasi yang tidak tahan uji dan gampang menyerah walaupun dalam benak setiap individu punya alasannya masing-masing dan mulai kembali mencuat dan common digunakan yaitu kata pivoting. Pivoting sering diucapkan dan dilakukan dalam dunia pekerjaan, bisnis dan bahkan dalam upaya apapun dalam hidup.

Pivoting bukan menyerah dan putus asa. Pivoting adalah keputusan untuk berhenti ketika segala daya dan upaya sudah dilakukan tetapi gagal dan dengan cepat mengalihkan fokus ke hal lain yang lebih bisa dilakukan pada masa sekarang. Walaupun banyak yang menjadikan pivoting sebagai excuse untuk berhenti dan menyerah ketika keadaan menjadi sulit tetapi arti dari pivoting yang sebenarnya adalah mengetahui betul dimana saat untuk berhenti dan mulai hal yang baru (bisa hal yang berbeda atau hal yang sama dengan upaya yang baru) karena kita hidup hanya sekali, dan waktu kita di dunia hanyalah sebentar. If you fail 7 times, then you need to get back up 7 times too.

Life is too shame to living in the darkest place, but still the choice is ours to make. Whatever we pick, live it at our own best!

Hopemity
Figure 1.3 Ikigai Series – Passion

Passion jadi bagian hidup merupakan suatu hal yang baik, tetapi tidak semua hal baik adalah fokus dalam hidup kita. Tetap pada fokus hidup kita masing-masing, berpegang pada kepercayaan dan prinsip yang sudah membentuk kita hingga saat ini, tetap menjadi pribadi yang rendah hati dan mau belajar adalah sebuah modal untuk berhasil di masa depan.

Passion is not something you could rely our whole life to it. Passion only a means to help us keep our track straight into the purpose.

Ketika passion menjadi tujuan, disitulah passion menjadi overrated. Passion adalah proses untuk kita menemukan jati diri dan mencapai destinasi kita yang sebenarnya. Setiap dari kita tercipta unik dan memiliki tujuan yang spesifik, tidak ada yang kembar identik. Kemiripan itu mungkin, tetapi budaya membandingkan antara hidup kita dengan hidup orang lain adalah sesuatu hal yang fana yang hanya akan membuat kita semakin terpuruk dalam pesimisme dan pemikiran negatif. Ketika kita hidup menjalani passion, minimal kita mendapat kepuasan dalam hidup secara jiwani dimana kita berhasil membuat hidup kita berarti melakukan apa yang kita sukai. Kepuasan Granted melalui passion.

Semoga artikel ini bisa bermanfaat, dan besar harapan kami bila kalian ada feedback atau anything on your mind saat membaca ini, please reach us. Karena support dan pendapat kalian merupakan bensin untuk kami dapat terus berjalan.

Living the life not barely living.
- Hopemity

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: